QUALITY ENTREPRENEUR NO. 1
“Hah…. Bisnis?” “Hari gene mau bisnis apa?” Demikian
keluhan yang sering dilontarkan anak muda yang berfikiran pesimisme. Krisis
ekonomi, kurangnya modal, pengetahuan tentang bisnis sering dijadikan alasan
empuk untuk tidak ingin terlibat atau terjun ke dalam dunia bisnis.
Banyak yang masih berfikiran bahwa sebuah bisnis baru bisa
dimulai ketika ada modal uang, ide dan fasilitas yang semuanya sudah tersedia
dan perekonomian negara sedang bagus-bagusnya. Padahal, sejarah sudah
membuktikan krisis ekonomi selalu menyisakan munculnya pengusaha-pengusaha
baru. Selain itu, sejarah juga membukakan mata kita, setelah krisis jumlah
orang kaya justru meningkat dibandingkan masa-masa lancar sebelumnya. Dimata
pebisnis atau dikenal dengan istilah enterpreneur, disetiap ada krisis pasti
ada kesempatan atau opportunity bisnis[1].
Pengusaha-pengusaha tangguh selalu muncul dari reruntuhan
perekonomian. Mereka tampak teruji, kuat, dan mapan kendati sebelumnya mereka
tidak masuk hitungan. So, siapa takut dengan krisis? Dalam situasi sulit
sekalipun anak-anak muda yang memiliki intuisi bisnis yang kuat dan sikap
pantang menyerah selalu dapat melihat peluang bisnis. Ada-ada saja ide bisnis
yang “gila†muncul dari benak mereka. Hal ini kemudian dikenal dengan
bisnis kreatif, yang kebetulan didengang dengungkan oleh pemerintah.
Kondisi dan pola fikir diatas tadi sekarang secara
berlahan-lahan mulai berubah. Banyak anak muda sekarang yang sudah tidak bangga
lagi bekerja menjadi seorang karyawan. Saat ini saja sudah banyak anak muda
yang mulai sadar tentang bisnis dan menggauli dunia kewirausahaan. Bagi mereka
dunia ini terasa begitu smart sekaligus menantang. Gengsinya juga mulai
menanjak. Ada kebanggaan bila sudah berstatus sebagai pengusaha atau pengusaha
muda.
Berpikir Keluar dari Kotak Anda
Sejak lahir, setiap manusia sudah langsung diberikan “kotakâ€
oleh orang tuanya. Misalnya, bila seseorang lahir dari keluarga miskin, maka
sang anak dicekoki dengan pikiran bahwa anak itu miskin dan tidak mungkin
menjadi orang kaya. Begitu masuk sekolah, dunia pendidikan menjejali dengan
hafalan dan rumus-rumus baku yang dilarang dipertanyakan kebenarannya oleh
siswa.
Begitu masuk dunia kerja, atasan mendokrinasi dengan hierarki
dan budaya senioritas birokrasi yang panjang. Akibatnya, manusia produk
demikian selalu terkungkung dalam satu kotak yang sama. Dia selalu mengikuti
pola kebiasaan, keyakinan, cara berpikir, budaya turun-temurun.
Ketika orang kebanyakan mengatakan dunia ini datar. Dia sibuk
membenarkannya. Pola pikir dalam kotak semacam ini akan mematikan
gagasan-gagasan bisnis Anda. Untuk itu, Anda harus berani melawan asumsi
kebanyakan orang.
Hindari kalimat-kalimat negatif semacam ini: â€Ah dari dulu
juga sudah begini.†“Orang-orang juga pada ginian semua.†“Sudah
tradisi bos.†“Tidak usah repot-repotlah, kapal ini terlalu besar untuk
berputar.†“Kita sudah cukup tua untuk bisa berbisnis.â€
Kalau cara berpikir demikian terus dipelihara, maka tidak akan
ada penemuan bahwa dunia ini bulat. Orang-orang juga tidak akan menikmati
listrik, naik pesawat terbang, menikmati salju buatan di Timur Tengah, atau
berbicara dengan seseorang di New York dari pedalaman Kalimantan melalui
seluler. Sering kali semua hal dan penemuan ini dimulai dari sebuah mimpi,
angan-angan dan keinginan seseorang.
Orang thingking out of box berani melawan cara berpikir orang
kebanyakan (to opposite). Ketika penemu air kemasan Aqua Bapak Utomo meluncurkan
produknya, termasuk para pakar pemasaran yang sudah “ditawan†oleh “kotak
berfikir†mereka sendiri menertawakan beliau. Sang penemu dianggap aneh
sendiri. “Air kok dijual, dalam botol pula, wong kita bisa dapat air gratis
dari tanah dan bisa direbus kok†demikian cemohan orang-orang yang terjebak
dalam kotaknya masing-masing waktu itu.
Si penemu terus melawan (to opposite). Hasilnya, Aqua bukan saja
dibeli oleh semua orang Indonesia, tapi juga dibeli perusahaannya oleh
perusahaan makanan dan minuman dunia asal Prancis, Danone. Bahkan semua air
mineral kemasan saat ini disebut Aqua, padahal mereknya lain. Sedemikian kuat
â€branding†dari Aqua tersebut sehingga melekat dimata dan hati masyarakat.
to be continue…..
Note: Tulisan di ambil dari Buku HIPMI Way seri 1, Kiat-Kiat
Memulai Bisnis yang akan softlaunching pada saat acara Ulang Tahun HIPMI
Aidil Akbar Madjid
BPP HIPMI
Menyambung tulisan minggu lalu (biar seperti cerbung), minggu
ini kita turunkan lagi QE alias Quality Enterpreneur no, 2 tulisan yang berasal
dari Buku HIPMI Way seri 1 Kiat-Kita Memulai Bisnis yang rencana (Insya Allah)
akan di softlaunching di Ulang Tahun HIPMI nanti. Semoga bermanfaat.
Tidak Ada yang Mustahil
Pada hakekatnya kita sering dibelenggu oleh pikiran akan
ketidakmungkinan (imposible). Ketidakmungkinan untuk menemukan sesuatu atau
menciptakan sesuatu yang baru. Dunia akademis memang bagus. Kita dibuat pintar
dan dicekokin oleh data-data yang sangat banyak. Sayangnya, dunia akademis
sering berakhir dengan â€pemberhalaan†atas akal manusia yang kendati
potensinya besar, sifatnya juga sangat terbatas.
Segala sesuatu dianggap tidak mungkin bila tidak sesuai dengan
akal manusia. Padahal, banyak sisi kehidupan ini yang tidak mampu dicerna dan
ditampung oleh akal manusia. Sebagai contoh. Saat bagian ini ditulis, penulis
sedang berada di Pulau Sebatik Kalimantan Timur. Separuh dari pulau ini milik
Malaysia.
Pada tahun 1980-an pulau ini belum ada manusianya. Hanya semak
belukar terlihat disana sini. Saking banyaknya nyamuk, kota kecil yang kami
singgahi disebut sebagai kota Sungai Nyamuk. “Malaria sudah jadi pemandangan
biasa disini,†tandas Kepala Puskesmas Sebatik Rahmat.
Haji Herman asal Makassar (Sulawesi-Selatan) datang ke sini
tanpa dibekali apapun selain berniat untuk bertani. Haji Herman dan keluarganya
merambah hutan dan membuka persawahan, menanam Kakau, menjadi nelayan, dan lain
sebagainya.â€Jari-jari saya tertusuk duri saat menanam padi waktu itu,†ucap
Haji Herman.
Berkat doa dan kerja keras, Haji Herman saat ini berubah menjadi
konglomerat yang memiliki bisnis properti, tanah, pasar, pasar swalayan, dan
lain-lain di Pulau Sebatik. Haji Herman hanya menempuh 15 menit untuk
memeriksakan kesehatannya secara rutin ke Tawau, Malaysia.â€Soalnya, disana
Rumah Sakitnya sudah standar internasional,†tandas Haji Herman.
Relasi-relasi bisnis Haji Herman bertebaran sampai ke Hong Kong.
Haji Herman sering melakukan perjalanan bisnis ke Kuala Lumpur, Taipe, sampai
ke Hong Kong. Perjalanan bisnis semacam itu adalah biasa bagi Haji Herman.
Apa yang dicapai oleh Haji Herman berasal dari adanya harapan
akan kemungkinan. Dasar pemikiran itu yang menggerakan Haji Herman untuk
bekerja keras dan membuktikan apa pun mungkin adanya. Inovasi-inovasi yang
mutakhir dan canggi selalu lahir dari harapan adanya kemungkinan. Sebagian
besar dari pengusaha-pengusaha besar terlahir dari mesin inkubasi bernama
kemungkinan.
Ketika pengusaha Ketua Umum HIPMI Maluku Utara (Malut) Beny Laos
mendirikan hotel bintang empat di Ternate, sebagian kalangan menjadi pesimis.
Bagaimana mungkin Ternate yang baru dilanda konflik dan terjadi pertikaian
Pilkada terus menerus dapat diandalkan untuk membuat hotel megah tersebut.
“Siapa yang berani datang dan menginap di Ternate, selain
orang Ternate itu sendiri,†kata seorang staf Hotel Amara, hotel bintang
tersebut. Namun Beny, sang konglomerat Malut jalan terus. Hasilnya, Hotel Amara
menjadi salah satu hotel teramai di kunjungi orang di kawasan Timur saat ini.
Untuk mendapatkan sebuah ide bisnis pakailah kacamata kemungkinan untuk
menghasilkan sebuah produk/jasa atau bisnis yang fantastis.
Orang-orang yang berjalan dalam kemungkinan memang selalu
bergerak tak kala awan tebal masih menggantung. Namun mata mereka melihat ada
kesempatan dibalik awan gelap itu. Itu sebabnya, kendati awan masih tebal
mereka dengan beraninya melepaskan anak panah mereka.
Sebaliknya, mereka yang selalu hidup dalam dunia
ketidakmungkinan suka menunggu sampai awan lenyap baru melepaskan anak panah
mereka. Akibatnya, begitu awan lenyap dan langit terlihat biru, burungnya sudah
pergi terlebih dulu alias peluang telah lenyap.
Siapkan Solusi
Orang-orang hebat selalu berpikir solution oriented. Celakanya,
sebagian orang-orang kerdil pikirannya hanya sibuk mencari Kambing Hitam dan
memperpanjang daftar masalah. Mereka berpikir, dengan hanya menghabiskan begitu
banyak waktu buat membeberkan masalah maka masalah akan selesai dengan
sendirinya. Padahal, ketika masalah terlalu banyak dibahas dan diberikan porsi
berlebihan (pikiran dan tenaga), masalahnya justru semakin besar dan
menggunung. Masalah penting untuk diselesaikan tapi bukan untuk
dibesar-besarkan. Solusinya biasanya dalam bentuk produk/jasa baru. Pada saat
krisis finansial, negara-negara yang mengandalkan jasa keuangan sangat
terpukul, utamanya negara barat seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Segeralah beralih ke solusinya apa! Masalah selalu memunculkan
peluang atau peluang untuk menawarkan solusi.
bersambung……..
Note: Bagi teman-teman BPD maupun anggota HIPMI lainnya
diseluruh Indonesia yang ingin berpartisipasi atau memasang iklan (sponsor)
perusahaan ataupun BPD nya pada buku HIPMI ini dapat menghubungi kami secara
langsung di email ini. Buku seri pertama akan dicetak 5000 examplar dan akan
dijual (distribusikan) diseluruh toko buku Gramedia dan Gunung Agung diseluruh
Indonesia.
Thx
Aidil Akbar Madjid
Tim Buku HIPMI Way seri 1, Kiat-Kiat Memulai Bisnis
BPP HIPMI
Kompartemen Perbankan dan Jasa Keuangan
BPP HIPMI
Kompartemen Perbankan dan Jasa Keuangan
Pavillion Group
Akbar’s Financial Check Up
www.akbarfinancialcheckup.com
www.therichgame.com
Akbar’s Financial Check Up
www.akbarfinancialcheckup.com
www.therichgame.com
INFIis
Indonesian Center for Finance and Public Policy Study
Indonesian Center for Finance and Public Policy Study
Tidak ada komentar:
Posting Komentar