Stuktur Organisasi

Minggu, 06 Mei 2012


 

QUALITY ENTREPRENEUR NO. 1

“Hah…. Bisnis?”  “Hari gene mau bisnis apa?” Demikian keluhan yang sering dilontarkan anak muda yang berfikiran pesimisme. Krisis ekonomi, kurangnya modal, pengetahuan tentang bisnis sering dijadikan alasan empuk untuk tidak ingin terlibat atau terjun ke dalam dunia bisnis.
Banyak yang masih berfikiran bahwa sebuah bisnis baru bisa dimulai ketika ada modal uang, ide dan fasilitas yang semuanya sudah tersedia dan perekonomian negara sedang bagus-bagusnya. Padahal, sejarah sudah membuktikan krisis ekonomi selalu menyisakan munculnya pengusaha-pengusaha baru. Selain itu, sejarah juga membukakan mata kita, setelah krisis jumlah orang kaya justru meningkat dibandingkan masa-masa lancar sebelumnya. Dimata pebisnis atau dikenal dengan istilah enterpreneur, disetiap ada krisis pasti ada kesempatan atau opportunity bisnis[1].
Pengusaha-pengusaha tangguh selalu muncul dari reruntuhan perekonomian. Mereka tampak teruji, kuat, dan mapan kendati sebelumnya mereka tidak masuk hitungan. So, siapa takut dengan krisis? Dalam situasi sulit sekalipun anak-anak muda yang memiliki intuisi bisnis yang kuat dan sikap pantang menyerah selalu dapat melihat peluang bisnis. Ada-ada saja ide bisnis yang “gila” muncul dari benak mereka. Hal ini kemudian dikenal dengan bisnis kreatif, yang kebetulan didengang dengungkan oleh pemerintah.
Kondisi dan pola fikir diatas tadi sekarang secara berlahan-lahan mulai berubah. Banyak anak muda sekarang yang sudah tidak bangga lagi bekerja menjadi seorang karyawan. Saat ini saja sudah banyak anak muda yang mulai sadar tentang bisnis dan menggauli dunia kewirausahaan. Bagi mereka dunia ini terasa begitu smart sekaligus menantang. Gengsinya juga mulai menanjak. Ada kebanggaan bila sudah berstatus sebagai pengusaha atau pengusaha muda.
Berpikir Keluar dari Kotak Anda
Sejak lahir, setiap manusia sudah langsung diberikan “kotak” oleh orang tuanya. Misalnya, bila seseorang lahir dari keluarga miskin, maka sang anak dicekoki dengan pikiran bahwa anak itu miskin dan tidak mungkin menjadi orang kaya. Begitu masuk sekolah, dunia pendidikan menjejali dengan hafalan dan rumus-rumus baku yang dilarang dipertanyakan kebenarannya oleh siswa.
Begitu masuk dunia kerja, atasan mendokrinasi dengan hierarki dan budaya senioritas birokrasi yang panjang. Akibatnya, manusia produk demikian selalu terkungkung dalam satu kotak yang sama. Dia selalu mengikuti pola kebiasaan, keyakinan, cara berpikir, budaya turun-temurun.
Ketika orang kebanyakan mengatakan dunia ini datar. Dia sibuk membenarkannya. Pola pikir dalam kotak semacam ini akan mematikan gagasan-gagasan bisnis Anda. Untuk itu, Anda harus berani melawan asumsi kebanyakan orang.
Hindari kalimat-kalimat negatif semacam ini: ”Ah dari dulu juga sudah begini.” “Orang-orang juga pada ginian semua.” “Sudah tradisi bos.” “Tidak usah repot-repotlah, kapal ini terlalu besar untuk berputar.” “Kita sudah cukup tua untuk bisa berbisnis.”
Kalau cara berpikir demikian terus dipelihara, maka tidak akan ada penemuan bahwa dunia ini bulat. Orang-orang juga tidak akan menikmati listrik, naik pesawat terbang, menikmati salju buatan di Timur Tengah, atau berbicara dengan seseorang di New York dari pedalaman Kalimantan melalui seluler. Sering kali semua hal dan penemuan ini dimulai dari sebuah mimpi, angan-angan dan keinginan seseorang.
Orang thingking out of box berani melawan cara berpikir orang kebanyakan (to opposite). Ketika penemu air kemasan Aqua Bapak Utomo meluncurkan produknya, termasuk para pakar pemasaran yang sudah “ditawan” oleh “kotak berfikir” mereka sendiri menertawakan beliau. Sang penemu dianggap aneh sendiri. “Air kok dijual, dalam botol pula, wong kita bisa dapat air gratis dari tanah dan bisa direbus kok” demikian cemohan orang-orang yang terjebak dalam kotaknya masing-masing waktu itu.
Si penemu terus melawan (to opposite). Hasilnya, Aqua bukan saja dibeli oleh semua orang Indonesia, tapi juga dibeli perusahaannya oleh perusahaan makanan dan minuman dunia asal Prancis, Danone. Bahkan semua air mineral kemasan saat ini disebut Aqua, padahal mereknya lain. Sedemikian kuat ”branding” dari Aqua tersebut sehingga melekat dimata dan hati masyarakat.
to be continue…..
Note: Tulisan di ambil dari Buku HIPMI Way seri 1, Kiat-Kiat Memulai Bisnis yang akan softlaunching pada saat acara Ulang Tahun HIPMI
Aidil Akbar Madjid
BPP HIPMI

Menyambung tulisan minggu lalu (biar seperti cerbung), minggu ini kita turunkan lagi QE alias Quality Enterpreneur no, 2 tulisan yang berasal dari Buku HIPMI Way seri 1 Kiat-Kita Memulai Bisnis yang rencana (Insya Allah) akan di softlaunching di Ulang Tahun HIPMI nanti. Semoga bermanfaat.
Tidak Ada yang Mustahil
Pada hakekatnya kita sering dibelenggu oleh pikiran akan ketidakmungkinan (imposible). Ketidakmungkinan untuk menemukan sesuatu atau menciptakan sesuatu yang baru. Dunia akademis memang bagus. Kita dibuat pintar dan dicekokin oleh data-data yang sangat banyak. Sayangnya, dunia akademis sering berakhir dengan ”pemberhalaan” atas akal manusia yang kendati potensinya besar, sifatnya juga sangat terbatas.
Segala sesuatu dianggap tidak mungkin bila tidak sesuai dengan akal manusia. Padahal, banyak sisi kehidupan ini yang tidak mampu dicerna dan ditampung oleh akal manusia. Sebagai contoh. Saat bagian ini ditulis, penulis sedang berada di Pulau Sebatik Kalimantan Timur. Separuh dari pulau ini milik Malaysia.
Pada tahun 1980-an pulau ini belum ada manusianya. Hanya semak belukar terlihat disana sini. Saking banyaknya nyamuk, kota kecil yang kami singgahi disebut sebagai kota Sungai Nyamuk. “Malaria sudah jadi pemandangan biasa disini,” tandas Kepala Puskesmas Sebatik Rahmat.
Haji Herman asal Makassar (Sulawesi-Selatan) datang ke sini tanpa dibekali apapun selain berniat untuk bertani. Haji Herman dan keluarganya merambah hutan dan membuka persawahan, menanam Kakau, menjadi nelayan, dan lain sebagainya.”Jari-jari saya tertusuk duri saat menanam padi waktu itu,” ucap Haji Herman.
Berkat doa dan kerja keras, Haji Herman saat ini berubah menjadi konglomerat yang memiliki bisnis properti, tanah, pasar, pasar swalayan, dan lain-lain di Pulau Sebatik. Haji Herman hanya menempuh 15 menit untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin ke Tawau, Malaysia.”Soalnya, disana Rumah Sakitnya sudah standar internasional,” tandas Haji Herman.
Relasi-relasi bisnis Haji Herman bertebaran sampai ke Hong Kong. Haji Herman sering melakukan perjalanan bisnis ke Kuala Lumpur, Taipe, sampai ke Hong Kong. Perjalanan bisnis semacam itu adalah biasa bagi Haji Herman.
Apa yang dicapai oleh Haji Herman berasal dari adanya harapan akan kemungkinan. Dasar pemikiran itu yang menggerakan Haji Herman untuk bekerja keras dan membuktikan apa pun mungkin adanya. Inovasi-inovasi yang mutakhir dan canggi selalu lahir dari harapan adanya kemungkinan. Sebagian besar dari pengusaha-pengusaha besar terlahir dari mesin inkubasi bernama kemungkinan.
Ketika pengusaha Ketua Umum HIPMI Maluku Utara (Malut) Beny Laos mendirikan hotel bintang empat di Ternate, sebagian kalangan menjadi pesimis. Bagaimana mungkin Ternate yang baru dilanda konflik dan terjadi pertikaian Pilkada terus menerus dapat diandalkan untuk membuat hotel megah tersebut.
“Siapa yang berani datang dan menginap di Ternate, selain orang Ternate itu sendiri,” kata seorang staf Hotel Amara, hotel bintang tersebut. Namun Beny, sang konglomerat Malut jalan terus. Hasilnya, Hotel Amara menjadi salah satu hotel teramai di kunjungi orang di kawasan Timur saat ini. Untuk mendapatkan sebuah ide bisnis pakailah kacamata kemungkinan untuk menghasilkan sebuah produk/jasa atau bisnis yang fantastis.
Orang-orang yang berjalan dalam kemungkinan memang selalu bergerak tak kala awan tebal masih menggantung. Namun mata mereka melihat ada kesempatan dibalik awan gelap itu. Itu sebabnya, kendati awan masih tebal mereka dengan beraninya melepaskan anak panah mereka.
Sebaliknya, mereka yang selalu hidup dalam dunia ketidakmungkinan suka menunggu sampai awan lenyap baru melepaskan anak panah mereka. Akibatnya, begitu awan lenyap dan langit terlihat biru, burungnya sudah pergi terlebih dulu alias peluang telah lenyap.
Siapkan Solusi
Orang-orang hebat selalu berpikir solution oriented. Celakanya, sebagian orang-orang kerdil pikirannya hanya sibuk mencari Kambing Hitam dan memperpanjang daftar masalah. Mereka berpikir, dengan hanya menghabiskan begitu banyak waktu buat membeberkan masalah maka masalah akan selesai dengan sendirinya. Padahal, ketika masalah terlalu banyak dibahas dan diberikan porsi berlebihan (pikiran dan tenaga), masalahnya justru semakin besar dan menggunung. Masalah penting untuk diselesaikan tapi bukan untuk dibesar-besarkan. Solusinya biasanya dalam bentuk produk/jasa baru. Pada saat krisis finansial, negara-negara yang mengandalkan jasa keuangan sangat terpukul, utamanya negara barat seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Segeralah beralih ke solusinya apa! Masalah selalu memunculkan peluang atau peluang untuk menawarkan solusi.
bersambung……..
Note: Bagi teman-teman BPD maupun anggota HIPMI lainnya diseluruh Indonesia yang ingin berpartisipasi atau memasang iklan (sponsor) perusahaan ataupun BPD nya pada buku HIPMI ini dapat menghubungi kami secara langsung di email ini. Buku seri pertama akan dicetak 5000 examplar dan akan dijual (distribusikan) diseluruh toko buku Gramedia dan Gunung Agung diseluruh Indonesia.
Thx
Aidil Akbar Madjid
Tim Buku HIPMI Way seri 1, Kiat-Kiat Memulai Bisnis
BPP HIPMI
Kompartemen Perbankan dan Jasa Keuangan
Pavillion Group
Akbar’s Financial Check Up
www.akbarfinancialcheckup.com
www.therichgame.com
INFIis
Indonesian Center for Finance and Public Policy Study

Tidak ada komentar:

Posting Komentar